Presiden Joko widodo yang belum genap sebulan dilantik pertanggal 17 November 2014 telah mengumumkan kenaikan harga BBM di Istana Merdeka. Pengumuman kenaikan harga BBM dilakukan sendiri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pukul 21.00 WIB, Senin (17/11). Harga BBM ditetapkan naik Rp 2.000 per liter. Untuk premium, dari yang semula Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter. Sementara, untuk solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Kebijakan ini diambil presiden joko widodo dengan alasan utama untuk mengalihkan subsidi konsumtif kearah subsidi produktif. Pemerintah mengklaim bahwa dengan adanya pengalihan subsidi bahan bakar minyak ini, ruang fiskal nasional akan bertambah besar, diperkirakan diatas 100 Triliun rupiah. Akan tetapi kami memandang pemerintah terburu – buru dalam mengambil kebijakan tersebut. Pemerintah tidak memperhitungkan efek domino yang akan ditimbulkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar tersebut. Realita pun menunjukan kenaikan bbm sebelumnya tahun 2013 tidak menyelesaikan permasalahan kesejahteraan dan permsalahan kemiskinan masyarakat indonesia, malah menyisakan duka bagi rakyat-rakyat kecil yang menjerit akibat naiknya kebutuhan pokok . Dengan adanya kenaikan harga BBM juga maka pasti akan diikuti oleh kenaikan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Pada bidang pangan misalnya, harga cabe yang awalnya Rp 20.000,-/kilo naik menjadi Rp 53.000,-/ kilo sejak tanggal 18 november 2014, tepat satu hari setelah BBM naik. Pada bidang transportasi, tarif angkot bus dan kendaraan plat kuning telah naik 30%. Pada bidang sosial, terjadi konflik dimana -mana yang dapat mengganggu stabilitas nasional.
Mengacu pada kondisi diatas maka kami menyimpulkan bahwa pemerintah tidak siap dalam mengambil keputusan ini karena dampak yang ditimbulkan tidak diperhitungkan dengan matang. Akhirnya rakyat miskin lah yang menanggung beban kebijakan ini. Oleh karena itu BEM Kema Telkom University menyatakan sikap MENOLAK KENAIKAN HARGA BBM hingga pemerintah memenuhi hal – hal berikut : 1. Adanya perbaikan tata kelola migas dari hulu ke hilir 2. Adanya Transparansi alokasi dan kalkulasi dana kenaikan BBM. 3. Adanya pengendalian harga kebutuhan pangan, sandang, dan papan 4. Adanya rencana jangka panjang yang jelas guna mewujudkan ketahanan energi nasional.
HIDUP MAHASISWA
HIDUP RAKYAT INDONESIA
TTD
Presiden Mahasiswa Telkom University
M Maulana Riswandha
Leave a Reply