Belajar Etika Ketika Naik Lift – Jika kau hanya akan naik 1 lantai, mengapa tidak menggunakan tangga saja ? Aturan ini cukup sederhana untuk balita atau bahkan untuk seorang mahasiswa untuk memahami nya : Jangan naik lift kecuali kamu ingin pergi setidaknya 2 lantai ke atas atau ke bawah. Aturan ini akan menyelamatkan Anda dari tatapan tajam dan merendahkan dari semua orang yang berada didalam lift.
Tentu saja ada pengecualian untuk orang tua, penyandang cacat, orang tua yang membawa bayi dan bangunan yang menyembunyikan tangga mereka atau pintu menuju tangga tersebut dikunci. Tapi jika Anda memiliki sepasang kaki yang sehat dan kuat dan tidak sedang membawa kotak yang hampir sama berat nya dengan kuda nil. Maka kau sangat disarankan untuk naik tangga.
Ketika kamu melihat ada barisan orang sedang ngantri, seharusnya kamu ikut dibelakang barisan itu.
Jika kamu sering ngantri untuk naik lift, pasti kamu kenal karakter satu orang ini, Mr. Oblivious. Dialah yang sering memotong antrian dan langsung menuju kedekat pintu lift sambil terus menerus menekan tombol lift (yang mana tentu saja sudah ditekan dari jaman bahula), yang dengan sadar / tidak sadar akan kehadiran barisan orang yang sedang menunggu lift tersebut untuk datang dibelakangnya.
Usahakan muka Anda di arahkan ke pintu, itu akan sangat membantu.
Bahkan jika Anda mengabaikan semua aturan diatas, namun jangan pernah melanggar yang satu ini : Menghadap ke pintu . Kebanyakan orang dapat menerima untuk berdiri terlalu dekat dengan seseorang yang tidak dikenal untuk beberapa menit , tentunya jika wajah seseorang itu menghadap ke depan atau kepintu lift. Namun Jika Anda menghadap membelakangi pintu atau dalam hal ini melihat langsung wajah penumpang lain, maka itu akan menciptakan situasi yang sangat canggung. Atau bahkan, mereka akan berpikir bahwa Anda berasal dari planet lain.
Jika kau berada di posisi paling depan, melangkah lah keluar untuk memberikan jalan kepada orang yang ingin turun.
Lift yang overpacked bisa menjadi tempat yang menakutkan , terutama jika Anda dipaksa untuk berdiri dipojokan paling belakang. Kesampingkan masalah Claustrophobia, ada isu lebih penting yaitu apakah anda berhasil keluar ketika lift telah sampai ke lantai tujuan Anda . Jika para penumpang tidak mengetahui dasar etika ketika berada di lift, Anda mungkin harus berjuang susah payah untuk mencari jalan keluar dari lift sembari mengatakan “Permisi!” dengan nada marah yang tertahan.
Berikut aturan nya. Dua orang yang berdiri paling depan harus melangkah keluar dari lift di setiap lantai perhentian yang dituju, terus tetap buat pintu terbuka dengan satu tangan yang menahan pintu tersebut sampai orang yang berada di paling belakang tersebut berhasil keluar tanpa harus berantem dulu dengan penumpang lainnya.
Referensi: Hot thread Kaskus agan @harfa7